Tingkatan Thaharah
Ketahuilah bahwa bersuci (thaharah) memiliki empat tingkatan:
- Menyucikan yang lahir dari hadats, najis dan kotoran.
- Menyucikan anggota badan dari perbuatan dosa-dosa dan kesalahan.
- Menyucikan hati dari akhlak tercela dan kotoran-kotoran hati.
- Menyucikan perkara siri (hati atau jiwa) dari selain Allah ta'ala.
Tujuan Puncak Thaharah
تطهير السر عما سوى الله تعالى هو الغاية القصوى . فمن قويت بصيرته سمت إلى هذا المطلوب، ومن عميت بصيرته لم يفهم من مراتب الطهارة إلا المراتب الأولى
Menyucikan perkara siri dari selain Allah merupakan tujuan puncak dari thaharah. Siapa yang kuat bashirahnya dia akan mengarahkan thaharahnya pada tingkatan penyucian siri dari selain Allah. Namun siapa yang dibutakan bashirahnya dia tidak akan memahami tingkatan thaharah kecuali tingkatan pertama.
Orang yang dibutakan bashirahnya kamu akan melihatnya waktunya dihabiskan untuk berlebih-lebihan bersuci buang hajat dan mencuci pakaian. Mereka bodoh pada sirah para sahabat yang lebih menghabiskan waktunya dalam menyucikan hati dan menyederhanakan dalam perkara lahiriyah:
- Diriwayatkan bahwa Umar bin Khathab radhillahu 'anhu berwudhu dengan guci milik nasrani.
- Hampir-hampir mereka tidak sempat menggosok tangannya dengan minyak wangi.
- Shalat di atas tanah.
- Berjalan tanpa sandal.
- Bila tidak ada air, bersuci secukupnya dengan hajar.
Orang yang Dibutakan Bashirah
Sekarang ini urusan dikuasai oleh orang-orang yang "bodoh pada kebersihan" (الرعونة نظافة) yang kamu menyaksikannya menghabiskan waktu untuk memperhias lahiriyah sedangkan batin mereka seperti rumah reyot rusak karena kesombongan, ujub, kebodohan, riya dan nifak.
فانظر كيف جعلوا البذاذة التي هي من الإيمان قذارة، والروعة نظافة، وصيروا المنكر معروفا والمعروف منكرا
Perhatikan bagaimana mereka menjuluki al-badzdzah (البذاذة : tawadhu dalam berpenampilan dan kehidupan) yang merupakan bagian dari iman sebagai orang kotor dan "bodoh pada kebersihan." Mereka merubah kemungkaran menjadi sesuatu yang makruf dan merubah makruf menjadi munkar.