Skip to main content

PENERIMAAN SANTRIWATI BARU SETINGKAT SMP TA 2026/2027

PROGRAM TAHFIZH, NAHWU DAN TATA BOGA

BACA PSB

Adab Batin dan Rahasia Haji

اعلم أنه لا وصول إلي الله إلا بالتجرد و الانفراد بخدمته

Ketahuilah, sesungguhnya tidak akan mencapai pada Allah kecuali dengan memurnikan dan menyendiri dalam beribadah.

Pada rahib melakukan pengasingan diri di gunung demi mendekatkan diri pada Allah, maka Allah menjadikan haji sebagai bentuk model kerahiban bagi umat ini.

Pertama

Hendaknya memalingkan dirinya dari perniagaan yang dapat menyibukkan hati dan mengacaukan kesemangatannya agar fokus pada ketaatan pada Allah ta'ala saja.

Kedua

Selalu mengingat untuk beramal mencari perbekalan akhirat dan mewaspadai agar jangan sampai amalannya rusak karena riya dan sum'ah.

Ketiga

Selalu mengingat ketika ihram dengan pakaian ihramnya hakikatnya dia sedang memakai kain kafan dan mengingat bahwa dia akan menemui Rabbnya dengan pakaian yang berbeda dengan pakaian penduduk dunia.

Ketika mengucapkan talbiyah, hatinya menghadirkan memenuhi panggilan Allah ta'ala dalam firman-Nya:

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ

"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji." (Al-Haj: 27)

Hendaknya mengharap pengabulan dari Allah dan khawatir tidak diijabahi.

Bila sampai di tanah Haram, berharap keselamatan dari hukuman Allah dengan rasa takut menjadi orang yang dekat pada siksa. Namun rasa harap harus lebih besar dari rasa takutnya.

Keempat

Menghadirkan keagungan dalam hatinya tatkala melihat Baitul Haram, bersyukur pada Allah karena diantarkan padanya. Merasakan keagungan thawaf karena thawaf adalah shalat. Menguatkan ketika melambai ke arah Hajar Aswad dia sedang berbaiat pada Allah untuk selalu menaati-Nya dan menguatkan tekad untuk memenuhi janji atas baiatnya. Ketika dia menyentuh tabir kiswah Ka'bah atau ketika di Multazam hendaknya memosisikan diri sebagai orang yang mengeluhkan kesalahannya pada tuannya serta mendekatkan diri pada yang dicintainya.

Kelima

Hendaknya membayangkan dua neraca timbangan di hari kiamat yang berayun-ayun ketika sai antara Shafa dan Marwa atau bolak-baliknya hamba menuju pintu Raja menampakkan pemurnian pelayanan, mengharap kasih sayang dan semanagat dalam menunaikan kebutuhan Raja.

Saat wukuf di Arafah, maka bayangkan itu keramaian para makhluk, dengan suara keras bersahutan berbagai bahasa di hari kiamat. Semua umat berkumpul di tempat tersebut mencari syafaat.

Saat melempar jumrah, tujukan untuk tunduk pada perintah Allah, menampakkan ketundukan dan peribadatan bukan hanya formalitas.

Saat berkunjung ke Madinah yang mulia, ingatlah bahwa Madinah adalah negeri yang telah Allah pilihkan bagi Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wassalam. Tempat hijrah dan menjadikan di tempat tersebut rumahnya. Kemudian bayangkan tempat langkah-langkah Rasulullah saw ketika kamu melangkah, bayangkah kekhusyukan dan ketenangannya.

Jika engkau berziarah kubur, hadirkan dalam hatimu untuk menganggungkannya dan rasakan kewibawaannya. Gambarkan sosok Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam yang mulia dalam khayalanmu dan hadirkan keagungan kedudukannya dalam hatimu kemudian ucapkan salam padanya. Ketahuilah, beliau shallallahu 'alaihi wassalam mengetahui kedatangan dan salammu sebagaimana dalam hadits. Wallahu 'alam.

Diringkas dan diterjemahkan oleh Ust. Zen Ibrahim hafizhahullah dari Kitab Mukhtasar Minhajul Qashidin karya Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah.

Jumat 26 Dzulhijah 1444H

Terakhir diperbarui

Tags