Berkata Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah: Shalat adalah imadudin (tiang agama) dan pengantar pada ketaatan. Khusyu adalah keutamaan yang paling indah.
و قد روي عن عثمان بن عفان رضي الله عنه عن النبي صلي الله عليه وسلم أنه قال : ما من امرئ مسلم تحضره صلاة مكتوبة فيحسن وضوءها وخشوعها وركوعها الا كانت كفاة لما قبلها من الذنوب - ما لم يأت كبيرة - وذالك الدهر كله. رواه مسلم.
Dan telah diriwayatkan dari Utsman bin Afan radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wassalam sesungguhnya beliau bersabda: “Tidaklah seorang muslim menghadiri shalat maktubah, kemudian memerindah wudhunya, khusyunya dan rukunya kecuali itu akan menjadi kafarat dosa sebelumnya - selama bukan dosa besar -. Kafarat selama setahun penuh. Muslim.
Dan adalah Ibnu Zubair radhiyallahu anhu apabila berdiri dalam shalat seakan-akan kembali tenggelam dalam khusyu. Jika beliau bersujud, burung-burung kecil bertengger di atas punggungnya menyangkanya balok tembok.
Dan berkata Maimun bin Mihran: “Tidak pernah sekalipun aku melihat Muslim bin Yasar sedikitpun menoleh dalam shalat. Pernah suatu ketika, bagian masjid runtuh yang mengejutkan orang-orang dalam pasar. Sampai seluruh dinding roboh. Tetapi dia tetap dalam masjid shalat tidak menoleh sedikitpun.”
Dan adalah Ali bin Al Hasan radhiyallahu anhu jika berwudhu tampak warna kulitnya menguning. Maka ditanyakan padanya: “Apa yang menyebabkanmu seperti ini kalau berwudhu.” Dia menjawab: “Tahukah kamu dihadapan siapa aku berdiri saat shalat.”
Faidah:
- Khusyu dalam shalat merupakan fadhilah shalat yang paling utama.
- Khusyu dalam shalat menjadi kafarat dosa-dosa kecil setahun penuh yang lalu.
- Khusyu bisa dicapai dengan diawali memperindah wudhu.
- Imam Ibnu Qudamah rahimahullah memberikan beberapa contoh salaf dalam khusyu.
Diringkas dan diterjemahkan oleh Ust. Zen Ibrahim hafizhahullah dari Kitab Mukhtasar Minhajul Qashidin karya Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah.