Definisi Fardhu Wudhu

Berkata Syekh Salim Bin Abdullah Bin Said Bin Sumair Al Hadhrami rahimahullah ta’ala dalam Kitab Matan Safinatun Naja mengenai enam fardhu wudhu:

فَصْلٌ: فُرُوضُ الْوُضُوءِ سِتَّةٌ : الأَوَلُ النِّيَّةُ, الثَّانِي غَسْلُ الْوَجْهِ, الثَّالِثُ غَسْلُ الْيَدَيْنِ مَعَ الْمِرْفَقَيْنِ, الرَّابِعُ مَسْحُ شَيءٍ مِنَ الرَّأْسِ, الخَامِسُ غَسْلُ الرِّجْلَيْنِ مَعَ الْكَعْبَيْنِ, السَّادِسُ التَّرْتِيْبُ.

Pasal Fardu wudhu ada enam:

1. Niat.
2. Mengalirkan air (ghaslu) pada wajah.
3. Mengalirkan air (ghaslu) pada dua tangan sampai siku.
4. Mengusap (mashu) sebagian kepala dengan air (yang tidak mengalir).
5. Mengalirkan air (ghaslu) pada dua kaki sampai mata-kaki.
6. Tertib (berurutan).

Syarah

Definisi Furudh:

Definisi Bahasa:

فُرُوْضُ (furudh) jamak dari فرض (fardhu). Secara bahasa adalah: النصيب (an-nashib: bagian) dan اللازم (lazim: keharusan). Fardhu berarti juga rukun.

Definisi Syari:

الذي يثاب على فعله ويعاقب على تركه

Perkara yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan mendapat dosa.

Perkara fardhu adalah salah satu hukum syariat yang tujuh (al-ahkam asy-syar’iyah as-sab’ah) yaitu:

1. Fardhu.
2. Mandub, yaitu apabila mengerjakan mendapatkan pahala dan apabila meninggalkan tidak mendapat dosa.
3. Haram, yaitu apabila meninggalkan mendapat pahala karena termasuk suatu bentuk ketaatan dan mendapatkan dosa apabila mengerjakan.
4. Makruh, yaitu apabila meninggalkan mendapat pahala karena termasuk suatu bentuk ketaatan dan apabila mengerjakan tidak mendapat dosa.
5. Mubah, yaitu perkara yang diperbolehkan apabila mengerjakan atau meninggalkan tidak mendapatkan pahala ataupun dosa.
6. Shahih (sah). Dalam makna ibadah adalah sesuatu suatu hal yang sudah memenuhi syariat tanpa perlu di qadha (diulang). Dalam makna akad muamalah adalah sesuatu hal yang dilakukan sesuai dengan syariat.
7. Batil. Dalam makna ibadah adalah sesuatu yang fasid (rusak) dari sahnya mengharuskan untuk di qadha. Dalam makna akad muamalah adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan syariat.

Definisi Wudhu:

Secara Bahasa:

Penamaan untuk mengalirkan air (غسل : ghaslu) pada sebagian anggota tubuh.

Kata al-wudhu diambil dari al-wadhaah (الوضاءة) yang artinya keindahan dan keelokan (الحسن والجمال).

Secara Syariat:

اسم لغسل أعضاء مخصوصة، بنية مخصوصة

Penamaan untuk mengalirkan air (ghaslu) pada anggota tubuh tertentu (khusus) dengan niat tertentu (khusus).

Pengertian al-ghaslu (الغسل) adalah:

جريان الماء على البدن إذا لم يسل فلا يسم غسلا بل مسحا

Mengalirkan air pada badan, jika tidak mengalir tidak dapat disebut ghaslu tetapi mashu (mengusap/membasahi).

Sehingga pengertian al-mashu (المسح) adalah mengusap atau membasahi air pada anggota badan tanpa mengalirkan air.

Penggunaan kata ghaslu pada fardhu-fardhu wudhu terdapat pada wajah, tangan dan kaki. Sedang penggunaan kata mashu hanya pada kepala.

Makna fardhu-fardhu wudhu yang dimaksud oleh Syeikh Sumair rahimahullah yaitu bahwa fardhu-fardhu ialah rukun-rukun wudhu yang tidak akan tercapai pokok dari wudhu kecuali dengan perkara enam tersebut. Dengan kata lain, wudhu tidak akan sah kecuali dengan enam hal ini. Maka yang dimaksud dengan fardhu di sini adalah rukun.

Referensi:

• Nailur Raja Bi Syarh Safinatin Naja, Syeikh Ahmad bin Umar Asy-Syathiri rahimahullah.
• Manarul Huda Syarah Safinatun Naja, Syeikh Muhammad bin Ahmad ‘Amuh hafizhahullah.

Penulis: Us. Awanda Kurniawati hafizhahallah, ustazah di Mulazamah Mutiara Muslimah, 10 Muharam 1445 H.