Skip to main content

PENERIMAAN SANTRIWATI BARU SETINGKAT SMP TA 2026/2027

PROGRAM TAHFIZH, NAHWU DAN TATA BOGA

BACA PSB

Niat Wudhu

Penjelasan ini berkaitan dengan niat wudhu yang menjadi fardhu wudhu pertama. Juga akan diterangkan mengenai definisi niat dan hukum-hukum niat secara umum dan secara khusus niat wudhu.

Berkata Syekh Salim Bin Abdullah Bin Said Bin Sumair Al-Hadhrami rahimahullah taโ€™ala mengenai niat wudhu:

ููŽุตู’ู„ูŒ: ุงู„ู†ู‘ููŠู‘ูŽุฉู: ู‚ูŽุตู’ุฏู ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุกู ู…ูู‚ู’ุชูŽุฑูู†ู‹ุง ุจูุบูุนู’ู„ูู‡ู, ูˆูŽู…ูŽุญูŽู„ู‘ูู‡ูŽุง: ุงู„ู‚ูŽู„ู’ุจู, ูˆูŽุงู„ุชูŽู„ูŽููุธู ุจูู‡ูŽุง: ุณูู†ู‘ูŽุฉูŒ, ูˆูŽูˆูŽู‚ู’ุชูู‡ูŽุง: ุนูู†ู’ุฏูŽ ุบูŽุณู’ู„ู ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ู ุฌูุฒู’ุกู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ูˆูŽุฌู’ู‡ู

Pasal: Niat adalah bertujuan melakukan sesuatu bersamaan/beriringan dengan pengerjaannya.Tempatnya: di hati. Melafalkannya: sunnah. Waktunya: Ketika mengalirkan air bagian awal dari wajah.

Syarah

Dalam matan tersebut, Syeikh Salim bin Sumair ketika ingin menjelaskan tentang fardhu wudhu pertama yaitu niat, beliau menjelaskan tentang hukum-hukum niat terlebih dahulu. Hukum-hukum niat ada tujuh yaitu:

ุญู‚ูŠู‚ุฉ ุญูƒู… ู…ุญู„ ูˆุฒู…ู† * ูƒูŠููŠุฉ ุดุฑุท ูˆู…ู‚ุตูˆุฏ ุญุณู†

Hakikat, hukum, tempat dan waktu * Cara, syarat dan maksud hasan.

Sehingga dari nazham tersebut hukum-hukum niat yang tujuh adalah: 1. Hakikat niat. 2. Hukum niat. 3. Tempat niat. 4. Waktu niat. 5. Cara niat. 6. Syarat niat. 7. Maksud niat.

Hakikat Niat.

Hakikat niat dimengerti dari definisi syari. Namun sebelumnya kita mempelajari terlebih dahulu definisi bahasa yaitu:

ุงู„ู‚ุตุฏ yang artinya adalah maksud atau tujuan.

Definisi syari:

ู‚ุตุฏ ุงู„ุดูŠุก ู…ู‚ุชุฑู†ุง ุจูุนู„ู‡

Bertujuan melakukan sesuatu bersamaan/beriringan dengan pengerjaannya.

Apabila tidak beriringan dengan pengerjaannya disebut azzam (keinginan kuat) dan bukan niat.

Inilah yang disebut hakikat niat (ุญูŽู‚ููŠู’ู‚ูŽุฉู ุงู„ู†ู‘ููŠู‘ูŽุฉู) yaitu berkaitan dengan:

  1. Adanya tujuan, maksud atau keinginan.
  2. Tujuan atau maksud melakukan sesuatu perbuatan.
  3. Niat dilakukan beriringan dengan perbuatan yang diniatkan.

Hukum Niat:

Hukum niat pada umumnya adalah wajib. Ada pula yang hukumnya sunah seperti memandikan jenazah sehingga di sini dikatakan hukum niat secara umum wajib.

Hukum Niat Wudhu:

Hukumnya wajib, sehingga apabila wudhu tanpa niat maka tidak sah.

Tempat Niat:

Niat letaknya di dalam hati adapun untuk melafadzkannya sunah agar lisan membantu apa yang ada dalam hati dan jawarih (anggota tubuh) menyertai batin dalam melakukan ibadah. Imam Al-Bajuri rahimahullah mensahkan telah disebut niat jika terdapat azzam (keinginan kuat) dalam hati.

Waktu Niat:

Waktu niat adalah awal pada setiap ibadah. Dikecualikan dalam hal waktu ini pada puasa, zakat dan menyembelih qurban. Misalnya niat puasa dilakukan sejak awal malam sebelum fajar karena kadang kesulitan apabila dilakukan harus sebelum fajar.

Waktu Niat Wudhu:

Saat awal kali mengalirkan air pada bagian wajah yang merupakan furudh wudhu anggota tubuh pertama.

Cara Niat:

Cara melakukan niat berbeda-beda sesuai dengan ibadah yang ia niatkan.

Cara Niat Wudhu:

Niat wudhu ada tiga yaitu:

  1. Meniatkan wudhu untuk mengangkat hadats kecil.
  2. Meniatkan wudhu untuk bersuci untuk shalat.
  3. Hanya berniat sebagai fardhu wudhu.

Syarat-syarat Niat:

Niat memiliki enam syarat yaitu:

  1. Islam, orang yang niat harus seorang muslim, maka tidak sah niat bagi orang kafir.
  2. Mumayiz atau tamyiz yaitu anak yang sudah bisa makan, minum dan istinja (bersuci dari buang hajat) sendiri.
  3. Mengetahui atau berilmu atas apa yang diniatkan, yaitu dia memiliki ilmu tentang cara ibadah yang akan dikerjakan.
  4. Tidak ada perkara yang menafikan/menghanguskan niat yaitu murtad. Misalnya seseorang ingin murtad (waliyadzhubillah) kemudian niat wudhu.
  5. Tidak ada maksud untuk memutus niat. Misalnya mengucapkan โ€œAku berwudhu insya Allah.โ€
  6. Dan tidak adanya keraguan ketika hendak memutusnya. Ketika terjadi keragu-raguan dalam memutuskannya, maka dalam perkara wudhu dia harus memperbarui niat dan tidak perlu wudhu dari awal tetapi menyambung bagian akhir wudhu ketika tertimpa keragu-raguan.

Maksud Niat:

Adanya maksud atau fungsi dari niat di sini adalah:

  1. Untuk membedakan antara kebiasaan (al-adat) dan ibadah (al-ibadah) contohnya ketika duduk di masjid dengan niat i'tikaf atau hanya sekadar duduk istirahat.
  2. Untuk membedakan antara ibadah yang sunah dan ibadah yang wajib.

 

Referensi:

  • Nailur Raja Bi Syarh Safinatin Naja, Syeikh Ahmad bin Umar Asy-Syathiri rahimahullah.
  • Syarah Syeikh DR Mahmud Asy-Syeikh Ali Hasan Al-Jizani.
  • Manarul Huda Syarah Safinatun Naja, Syeikh Muhammad bin Ahmad โ€˜Amuh hafizhahullah.

Penulis: Us. Awanda Kurniawati hafizhahallah, ustazah di Mulazamah Mutiara Muslimah, 15 Muharam 1445 H.

Terakhir diperbarui

Tags